Agar sawah menjadi subur tentu saja harus memperhatikan sistem pengairan, karenanya banyak sawah dibuat bertingkat (terasering). Selain membuat pembagian air merata juga mengurangi bahaya erosi.
Dari jutaan hektar lahan persawahan di muka bumi, beberapa di antaranya menciptakan pemandangan maha dahsyat. Telusuri kumpulan foto di bawah ini, dijamin akan membuat kita takjub.
1. Cancar, Flores
Di Desa Cancar, Kabupaten Manggarai, NTT, ada pemandangan persawahan yang harus dilihat wisatawan. Kalau Ubud di Bali terkenal dengan teras-teras sawah bertingkat, maka di Cancar sawahnya membentuk pola jaring laba-laba. Keren!
Dilihat dari kejauhan, tentu ini tampak seperti Crop Circle bertema jaring laba-laba. Namun rupanya ini bukan Crop Circle. Garis-garis yang membentuk pola jaring laba-laba tidak lain merupakan pematang sawah.
Sawah di Desa Cancar digarap dengan sistem Lingko. Ini adalah sistem komunal dalam menggarap sawah, di mana sawah diolah dengan filosofi sebuah rumah induk Mbaru Niang.
Dalam rumah adat Manggarai, bagian tengah adalah bagian terpenting tempat menaruh tiang utama. Lantas, tiang-tiang lain dipasang berkeliling. Begitu juga pola perkampungan yang rumah-rumahnya diposisikan membentuk alur melingkar mengelilingi batu altar bernama Compang.
Saat mereka mengelola Lingko, akhirnya sawah pun dibentuk dengan alur melingkar semakin jauh ke arah luar. Garis-garis pematang sawah ke segala penjuru arah, berpadu dengan jalur konsentris melingkar ke arah luar. Akibatnya, terbentuklah pola Crop Circle tradisional yang mirip dengan jaring laba-laba.
2. Pulau Boracay, Filipina
Boracay adalah pulau di Filipina. Pulau ini terletak sejauh 315 km dari Manila. Pada tahun 1990, Boracay dipilih sebagai salah satu pantai terbaik di dunia oleh BMW Tropical Beach Handbook.
Pulau ini juga dipilih oleh TV Quick sebagai pantai tropis terbaik di dunia pada tahun 1996. Pulau ini merupakan bagian dari Provinsi Aklan. Selain memiliki pantai terbaik Barocay juga terkenal dengan sawahnya yang unik dan menakjubkan.
3. Subak, Bali
Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali, Indonesia. Subak ini biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik, atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan dewi Sri. Sistem pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani di Bali.
Revolusi hijau telah menyebabkan perubahan pada sistem irigasi ini, dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, para petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Ini sangatlah berbeda dengan sistem Subak, di mana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air. Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini.
Subak telah dipelajari oleh Clifford Geertz, sedangkan J. Stephen Lansing telah menarik perhatian umum tentang pentingnya sistem irigasi tradisional. Ia mempelajari pura-pura di Bali, terutama yang diperuntukkan bagi pertanian, yang biasa dilupakan oleh orang asing. Pada tahun 1987 Lansing bekerja sama dengan petani-petani Bali untuk mengembangkan model komputer sistem irigasi Subak. Dengan itu ia membuktikan keefektifan Subak serta pentingnya sistem ini.
Pada tahun 2012 ini UNESCO, mengakui Subak (Bali Cultur Landscape), sebagai Situs Warisan Dunia,pada sidang pertama yang berlangsung di Saint Petersburg, Rusia.
4. Banaue, Filipina
Teras Sawah Banaue (Bahasa Tagalog: Hagdan-hagdang Palayan ng Banaue) merupakan sebuah teras persawahan tua yang berusia 2000 tahun yang berada di pegunungan di propinsi Ifugao, Filipina.
Teras sawah ini diciptakan oleh suku asli Batad. Diperkirakan teras ini dibuat dengan menggunakan tangan dan perlengkapan yang sederhana. Terletak di ketinggian 1500 meter dari permukaan laut, teras Banaue memiliki 10.360 kilometer persegi. Sistem irigasi mengairi lahan persawahan ini dari hutan hujan di puncak pegunungan.
5. Machu Picchu, Peru
Teras Pisac dibangun oleh suku Inca, yang masih digunakan saat ini untuk membudidayakan 16 jenis tanaman yang berbeda. Pisac adalah kata Quechua, yang berarti "ayam hutan".
Tradisi Inca adalah membangun kota dalam berbagai bentuk burung dan hewan, salah satunya, adalah Pisac yang berbentuk ayam hutan.
6. Rishikesh, Himalaya
Sawah yang menakjubkan ini terletak di pegunungan Himayala. Namun sayangnya, hanya sedikit informasi yang kami dapatkan tentang sawah Rishikesh ini.
7. Hamanoura, Jepang
Di Jepang ada satu tempat yang bagus banget (menurut saya) pas saya liat fotonya, nama tempat ini tuh Hamanoura. Hamanoura adalah sawah yang berada di dekat pantai di prefektur Saga. Yang jadi daya tarik utamanya di sini adalah pemandangannya, belum lagi kalau datang di waktu yang tepat bisa menyaksikan matahari terbenam di sana.
Tempat ini banyak di datengin sama fotografer baik yang amatir maupun yang profesional. Sebenernya buat nyari info soal tempat ini agak susah karena rata-rata yang di tampilin cuma fotonya doang, info soal tempat ini minim banget.
8. Provinsi Yunnan, China
Areal sawah bertingkat Honghe Hani di selatan Provinsi Yunnan, China, ini dibuat sejak 2.500 tahun namun teknik pembuatannya baru menyebar pada abad 14. Sawah ini luasnya 16.603 hektar yang tertata apik menuruni lereng gunung Ailao menuju sungai Hong.
Areal tersebut memiliki 3 ribu tingkat dengan kemiringan 15-75 derajat yang membutuhkan sistem pengelolaan air pertanian terpadu.
Demikian artikel tentang (New) 8 Sawah Dengan Pemandaangan Yang Super Menakjubkan Sejagat RayaRating:5Reviewer:Anonymous- ItemReviewed:(New) 8 Sawah Dengan Pemandaangan Yang Super Menakjubkan Sejagat Raya. Jangan lupa untuk berkunjung kembali.Hello My name is Agus Wandi,but people call me Wandi. Here is my homepage:paling--seru.blogspot.com. I live in Indonesian,NM and work as an CEOat Asyik Seru. Agus Wandi—Artikel Review Rating:5out of 5based on 7799999reviews.